Hanya Sebuah Refleksi


Hasil gambar untuk kora-kora at dufan
Sumber gambar : Kora-kora Dufan

Melihat wahana kora-kora di Dufan, mengingatkanku pada sebuah kisah hidup,dimana ada momen ketika dibawa melambung tinggi lalu tertawa seperti tanpa beban, namun ada momen dimana kamu harus mau untuk ditarik kebawah sekencang-kencangnya hingga begitu menyakitkan dari dada hingga ke perut, jantung seperti di tarik ke bawah, histeris dan menangis tak karuan, bahkan hingga muntah. Lalu begitu seterusnya hingga waktu yang ditentukan, berhenti dan pulang.
Bukankah begitu?
Namun bolehkah aku memilih siapa yang akan duduk di sebelahku nanti dalam memainkan wahana kora-kora kehidupan ini? Apakah aku sudah kehilangan hak dengan adanya budaya bahwa pelamar dari pihak lelaki dan tabu bagi wanita menyatakan perasaannya pada lelaki. Setidaknya aku masih berusaha mencari.meskipun hak untuk memilih tidak diberikan. Maka mencari tempat duduk yang strategis adalah solusinya.
Selanjutnya dengan mengabaikan perasaan dan harapan pada nanti bersebelahan dengan siapa, tersulitnya adalah berebut untuk tempat yang nyaman, tidak begitu merasakan sakit, namun tidak begitu melambung. Sudah pasti banyak peminatnya.
Lantas aku merenung lagi, jika hidup adalah tentang memberi dan menerima, atau dalam fisika kita mengenal hukum aksi dan reaksi, mendamba lambungan yang tinggi seharusnya aku tidak mencari tempat yang nyaman. Melainkan tempat yang paling berisiko dan memberi sakit yang lebih adalah tempat yang akan membawaku melambung lebih tinggi. Lebih dekat dengan awan dan mendapatkan pemandangan lebih indah dari atas sini. Aku duduk di ujung sisi permainan ini.
Memilih tempat duduk dalam kora-kora adalah usaha untuk aku sebagai perempuan, sebagai siasat mencari pasangan yang sefrekuensi. Lalu jika di dunia nyata adalah usahaku dalam menyiapkan diri dan memposisikan pada suatu peluang yang memungkinkan aku mendapatkan seperti apa yang aku inginkan. Meskipun pada akhirnya tetap yang berhak menentukan adalah Sang Pemilik, bisa jadi ada orang yang asal tentang hidup ini, dan masa bodoh tanpa memikirkan apa yang akan terjadi lalu duduk di sebelahku. Beruntung jika dia kuat pada kerasnya hidup untuk mencapai visi yang sama denganku, namun akan lebih sial lagi jika dia memilih berhenti bermain dan lompat dari kora-kora ini.
Semoga keberuntungan menyertaiku bertemu dengan seseorang yang memang sanggup menemani dalam menggapai visi bersama. Permainan ini akan terasa lebih menyenangkan untuk dilalui. Hingga waktunya tiba, kita berpulang bersama.


(Ditulis dengan mendengarkan lagu Tender – Outside)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pov setelah nonton drakor "When Life Give You Tangerines"

Perenungan Malam Hari perihal Iri dan Insekyur

Jadi Villain Aja Gapapa Daripada Jadi Pahlawan Kesiangan

Percakapan tengah malam dengan Mas "fismur ugm"

Nyaman Menjadi Tertinggal daripada Tidak Jadi Apa-apa