Review Buku: Belajar Utak-atik Waktu di Hidup Kita dari Buku "Make Time" by Jake & JZ (part 1)
Perasaan frustasi mendorong kita semua untuk mencari jalan keluar. Tentu kalian juga sudah familiar dengan tips-tips "manajemen waktu". Berbagai tokoh membagikan tips yang mereka punya masing-masing dan tanpa segan-segan kita langsung meniru mutlak apa yang dikatakan tokoh tersebut. Berbeda dengan influencer kebanyakan, Jake dan JZ di dalam buku yang mereka tulis "Make Time" ingin mengajak pembaca mengikuti petualangan mereka melakukan eksperimen dengan waktu. Jake dan JZ ingin menunjukkan bagaimana cara mereka menemukan stragei yang cocok bagi mereka sendiri untuk bisa mengelola waktu dengan baik untuk hal-hal penting yang ingin kita kerjakan.
Bagi mereka, ada dua masalah utama yang selalu berhasil menggerogoti jatah waktu yang kita punya dalam sehari, dua masalah ini mereka sebut Rentetan Kereta Sibuk dan Kolam Tak Berujung. Rentetan Kereta Sibuk ini merupakan julukan yang diberikan untuk notifikasi pesan masuk yang terus datang bertubi-tubi dan tanpa henti, sedangkan Kolam Tak Berujung merupakan julukan bagi hiburan yang bisa menghabiskan waktu kita tanpa kita sadari (seperti televisi, instagram, tiktok, game, dll). Dua masalah ini yang nantinya jika kita sudah terjebak di dalamnya, kita akan lupa waktu telah berjalan dengan cepat dan hilang begitu saja.
Buku ini disusun agar kita bisa menghadapi dua masalah itu dengan konsep berpikir seperti ini:
Sorotan -> Laser -> Renungan
☝
Energi
Melalui gambaran ini, Jake dan JZ mengarahkan kita untuk memulai hari dengan menentukan satu sorotan yang akan kita jadikan fokus targetan dalam satu hari itu yang harus kita kerjakan. Sampai tahap ini mungkin kita sebagai pembaca akan berpikir "oh ya jelas.. hmm ya bener" dan diliputi dengan perasaan yang tidak puas. Tetapi yang menarik dari buku ini adalah penulis tidak menafikan realita kendala riil di lapangan yang biasa dihadapi oleh orang-orang kebanyakan. Distraksi, pekerjaan kantor, dan hasrat atau impian yang ingin kita capai selalu menjadi perdebatan dalam batin. Di sini Jake dan JZ juga ingin mengajak kita berterus terang dan menerima apapun konsekuensi pilihan sorotan yang kita tetapkan. Semisal yang wajib memang pekerjaan kantor tapi kamu sebenarnya ingin membaca dan menulis blog, maka sorotan utamamu bukanlah pekerjaan kantor melainkan membaca buku dan menulis blog.
Jake dan JZ tidak lagi membahas konsepan bagan skala prioritas penting mendesak, penting tidak mendesak, tidak penting mendesak, dan tidak penting dan tidak mendesak. Masing-masing menemukan caranya sendiri dalam menyusun skala prioritas, namun disini pembaca diminta untuk jujur atas apa yang diinginkan. Lalu menjadikannya sebagai sorotan di hari itu. Sorotan tidak selalu berkaitan dengan hal yang penting mendesak, tapi lebih ke apa yang ingin kita capai. Tetapi tetap pada jalur tanpa mengabaikan tanggung jawab yang ada atau malahan kita bisa saja bersikap tegas dan terus terang untuk tidak mengerjakan tanggung jawab yang dirasa berlebihan untuk kita kerjakan.
Terakhir kita akan melakukan refleksi setelah seharian berusaha menyelesaikan sorotan dan menghindari distraksi dengan menggunakan laser. Dari refleksi itu kita akan mengetahui strategi yang mantap untuk menyelesaikan sorotan dan menempatkan energi dengan bijak. Sehingga dipenghujung hari kita merasa puas dengan capaian kita dan tidak merasa kelelahan.
Komentar
Posting Komentar