Postingan

Romantisme Organisasi (part: organisasi wilayah)

Gambar
Keterangan Gambar: Acara di Yogya Lagi-lagi dikagetkan sama waktu yang berlalu dengan cepat, sekelebat dengan cepat hingga saya terperanjat mengingat ada banyak memori yang kini tinggal kenangan saja. Masih tersimpan kenangan semasa saya menghadiri kegiatan di Yogya kala itu Saya menunggu teman-teman di depan gor kelebengan, seberang fakultas peternakan ugm. Karena tidak membawa kendaraan pribadi, jadi saya menumpang teman untuk berangkat ke lokasi. Orang yang memberi tumpangan ini, merupakan salah satu sosok yang saya kagumi di dalam organisasi ini. Pertama kali saya sadari keberadaannya saat malam keakraban di Bantul dulu. Karena masih baru dan kebetulan saya masih diamanahkan di bidang media organisasi tersebut, di acara itu pula saya mengenal partner bertarung saya di kancah pemilihan ketua periode berikutnya pada besok minggu, 25 Oktober 2020 mendatang. Kembali pada topik semula, singkat cerita orang yang saya kagumi terhadap cara berpikirnya ini, dia diamanhakan menjadi kepala bi...

[Deskrip yang Tak Tersampaikan]

Gambar
Musim semi yang semu Hari ini terasa cukup sunyi, mungkin karena tidak ditemani notifikasi dari dirimu atau aku yang merasa kosong diburu akan rasa yang tak pernah cukup. Apakah pertemuan pertama itu cukup bagiku atau lantas aku meminta lebih? Apakah setelah aku mengenalmu lantas aku merasa cukup? Lalu setelah kita menjadi teman akankah aku merasa puas? Hingga akhirnya kita menjadi teman dekat apakah aku tak akan meminta lebih? Hingga saat ini aku dirundung sebuah pertanyaan tanpa jawaban, hadir hanya sebagai pengingat “Hey, berhenti bersikap egois menguasai waktu hidupnya hanya untukmu seorang.” Walaupun aku terus berjuang dan memaksakan diriku untuk memebenci sosok sempurna yang ada padamu, semakin aku berjuang, semakin aku mencarimu. Sejenak menarik diri dari rutinitas aku menerima notifikasi darimu. Sejenak aku mengalihkan fokusku pada hal-hal yang bertentangan dari dirimu. Sejenak itu pula aku merasa kesepian. Ada yang bilang pengalaman adalah guru yang paling...

Pencarian Makna

Gambar
dua orang yang merasa polos Hari ini aku mendapatkan sebuah pencerahan baru, yang barangkali terdengar basi namun seringkali banyak terlupakan oleh orang-orang. Well, semua orang punya masa lalu dan diantara kita tidak ada yang tau seberapa kuat masa lalu itu mengikat. Ada yang mengikatnya dengan kencang sehingga membatasi mobilitas, namun ada pula yang renggang. Akan sangat naif ketika kita menyukai seseorang yang baru kita temui saat ini seolah-olah dia bakalan menerima kita apa adanya dan dengan polosnya. Padahal diri ini pun juga belum tentu mengerti barangkali ada yang memberatkan hatinya, yaitu masa lalu. Sebuah paradoks bagaimana kita merasa berpikir ke arah depan, supaya nampak visioner, namun masih terikat atau terbayang-bayang dengan masa lalu. Bahkan orang yang aku anggap paling visioner pun, nyatanya ia mempunya keterikatan dengan masa lalu yang masih menjadi beban pikirannya hingga saat ini. Aihh.. begitu naif ketika aku menyukai seseorang dan beranggapan...

Tentang Rasa (the last part)

Gambar
Keterangan Gambar: Apa yang saya rasakan Lewis Capaldi – Someone You Loved I'm going under, and this time, I fear there's no one to save me This all or nothing really got a way of driving me crazy I need somebody to heal, somebody to know Somebody to have, somebody to hold It's easy to say, but it's never the same I guess I kinda liked the way you numbed all the pain Now the day bleeds into nightfall And you're not here to get me through it all I let my guard down and then you pulled the rug I was getting kinda used to being someone you loved I'm going under, and this time, I fear there's no one to turn to This all or nothing way of loving got me sleeping without you Now, I need somebody to know, somebody to heal Somebody to have just to know how it feels It's easy to say, but it's never the same I guess I kinda like the way you help me escape And I tend to close my eyes when it hurts sometimes I fall into you...

Tentang Rasa (part 3)

Gambar
keterangan gambar: si gadis Hari ini gadis itu berkata ikhlas, namun wajahnya pun tak sanggup untuk menghadap ke belakang. Kenyataan kemarin dia merasakan untuk kesekian kalinya tercampakkan, atau tak terprioritaskan oleh dia yang menjadi prioritas. Sulit dimengerti mengapa ketika sedang berharap, seseorang bisa menjadi tidak mengenal makna realistis, walaupun kesehariannya selalu menggaungkan logika sebagai senjata utama dalam berpikir. Siapa sangka, berharap kepadanya telah menumpulkan pola pikirnya dan menghanyutkannya dalam melodrama tak berujung. Di saat sudah terbiasa untuk mengorbankan siapa saja yang menghalangi jalan ambisinya, namun pertemuan tetap aja pertemuan. Hasshhh... Jika dipikir lagi, adakah di luar sana yang mampu menerima hal yang sama dengan si pemberi? Jika stereotip negatif saja telah menjadi budaya, maka bentuk rasa kasih yang tulus pun bisa dianggap teror. Sekadar bertanya keadaan, menawarkan diri untuk mengobati luka, mengorbakan diri hanya un...